Penulis SoA disini. Lama gak buka blog, yah beginilah. Sibuk selama setahun kemaren. Sibuk belajar (ceile!). Berhubung sekarang sudah lulus SMA dan tinggal nunggu daftar ulang nanti, banyak waktu yang kosong. Dari kemaren sampai sekarang, pikiranku terus muter-muter di cerita Naruto Shippuden. Padahal komik tuh sudah selese dari tahun kemaren dan aku baru tahu sebulan yang lalu, gara-gara penasaran sama ending ceritanya. Setelah tahu endingnya di chapter 700, malah jadi semakin penasaran gara-gara Naruto nikah sama Hinata dan punya anak, dan juga Sasuke yang nikah sama Sakura. Ah yasudahlah.
Baiklah, sekarang sudah mulai bosan dengan hal itu. Entah tiba-tiba saja kangen ngegambar. Usil-usil ngegambar plot-plot di SoA. Dulu pernah kepikiran jadi komikus, tapi gak bisa gambar cowok cakep, entah kalo gambar plot cowok agak kurang bagus. Ya sudahlah,
Ini Aida. Pemeran utamanya. Tomboi, suka bikin gaduh, hobinya mukul-mukul meja, dielesin drum malah ngerusakin, sampe akhirnya dia ikut liburan ke Kudus sama keluarga pamannya. Mulai tertarik sama dunia gamelan (gamelan milik mbah Wahyu), dan terkagum-kagum sama rumah gedongan (rumah tua bikinan belanda).
Gak tau kenapa, Aida di gambar ini malah kelihatan feminin banget. Sebenarnya, gambar ini punya pesan gitu. Itu Aida pakai kebaya sama roknya dari jarit batik motif 'parang'. Berhubung masih kurang ahli, mungkin gambarnya jadi sedikit abstrak.
Karakter Aida ini digambarkan awalnya gadis yang gaul dan gak terlalu suka budaya, namun sedikit demi sedikit ia mulai mengenal alat musik gamelan. Di Kudus dia ikut main gamelan dan masuk dalam grup remaja. Bertemu dan bersahabat dengan Charlote, gadis bule misterius. Endingnya, Aida jadi cinta sama gamelan.
Penggambaran tokoh ini sebenarnya dibuat karena banyak anak jaman sekarang yang gak tau alat musik gamelan, bahkan menyangkut pautkan musik gamelan dengan hal mistik. Ayolah, orang bule banyak banget yang ngincer alat musik ini. Kenapa generasi muda Indonesia banyak yang gak tau, belum pernah melihat, bahkan menyentuh atau memainkannya.
Alhamdulillah, dulu waktu SD penulis pernah jadi pemain saron. Tapi setelah SMP-SMA alat musik kayak gini jarang banget ditemuin. Padahal dulu penulis berharap bisa terus melanjutkan ekskul karawitan (gamelan).
Kalau menurut penulis, gamelan itu alat musik yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan keselarasan otak kanan dan otak kiri, tak hanya itu, gamelan juga dimainkan oleh banyak orang, sehingga kita diajarkan untuk tidak egois dan bisa bekerja sama untuk menghasilkan nada-nada gamelan yang indah.
Bandingkan dengan piano atau biola, alat musik gamelan sudah pasti memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Dulu waktu SD pun rasanya sering dimarahi gara-gara tempoku waktu main saron gak selaras sama tempo alat musik bonang. Ya sudahlah,
Semoga, suatu saat nanti, alat musik tradisional bisa jadi salah satu mata pelajaran di sekolah. Amin. (doa penulis dan Aida)
Karakter selanjutnya yang sangat penting adalah Charlote.
Dia gadis keturunan Indo-Belanda, dengan ibunya yang orang Kudus dan ayahnya yang orang Belanda. Menjadi anak yatim piatu diumur tiga tahun dan dirawat oleh pamannya (orang belanda) hingga ia jadi remaja. Pamannya, Mr. Smith memaksanya untuk tinggal di Indonesia. Di Indonesia Charlote justru dijadikan anak buah oleh pamannya sendiri. Mr. Smith ingin membeli gamelan milik mbah Wahyu, namun mbah Wahyu menolak. Hal ini membuat Mr. Smith akhirnya menyuruh Charlote untuk mencuri saron penerus.
Karakter Charlote ini awalnya digambarkan sangat pendiam. jarang bicara, dan pemalu. Orangnya sangat tertutup dan senang menyendiri. Di anggota kelompok remaja, dia sering dijauhi oleh anggota lainnya. Namun, akhirnya karakter Charlote ini mulai lebih berani. Ia mulai terbuka dan berbicara tentang masa lalunya, bahkan ia membuka aib pamannya sendiri. Hingga akhirnya, Charlote-lah yang membantu Aida menyelesaikan perkara gamelan antara mbah Wahyu dan Mr. Smith.
Tokoh Charlote pun digambarkan sebagai sahabat Aida yang sama-sama mencintai gamelan dan berusaha mati-matian melindungi gamelan dari tangan pamannya sendiri. Gambar Charlote di atas tersebut mungkin agak kurang menggambarkan kalau dia bule. Wajah Charlote yang aslinya memang seperti itu, bule dengan hidung mancung, dan rambut pirang.
Sebenarnya di buku SoA masih ada banyak karakter lainnya, termasuk 6AB yang beranggotakan enam cucu mbah Wahyu yang bandelnya gak ketulungan. Selain itu juga masih banyak karakter pendukung lainnya seperti kelompok remaja yang juga ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan perkara gamelan.
Endingnya ... ya begitulah.(biar penasaran)
Buku pertama penulis ini menjadi buku perdana dengan tema budaya-komedi. Semoga bisa membuat para pembaca mengerti tentang gamelan. Sang penulis benar-benar maniak gamelan dan berharap suatu saat bisa main gamelan dan pentas di dunia internasional, dan juga berharap pemerintahan bisa menjadikan alat musik tradisional menjadi mata pelajaran utama di sekolah.
P.S: bagi yang ingin beli buku SoA langsung dari penulis bisa kontak ke email penulis : aldekakamilia@yahoo.co.id
Sekian kata-kata bijaknya. Salam manis dari Aida dan karakter-karakter SoA.
Love you all !!!
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
BalasHapusGambarnya bagus-bagus lho.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
thanks Ron ^_^
Hapus